Daftar Jenderal Iran Tewas: Serangan Israel Terbaru, Siapa Saja Korban?

Pada Jumat (13/06), Israel melancarkan serangan dahsyat di berbagai wilayah Iran, menargetkan puluhan titik strategis termasuk fasilitas nuklir, lokasi militer penting, dan bahkan permukiman warga sipil. Serangan yang diberi nama “Operasi Singa Bangkit” ini secara tragis menewaskan sejumlah petinggi militer senior Iran, memicu ketegangan yang semakin memanas di Timur Tengah.

Menurut laporan kantor berita Tasnim yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi (IRGC), operasi militer tersebut tidak hanya menyasar lokasi fisik, tetapi juga secara spesifik mengincar tokoh-tokoh berpengaruh lainnya. Mereka adalah individu-individu kunci, terutama yang memiliki keterlibatan erat dengan program nuklir Iran.

Kengerian serangan ini semakin diperparah dengan laporan mengenai puluhan warga sipil yang turut menjadi korban tewas, termasuk di antaranya anak-anak, menambah daftar panjang penderitaan di tengah konflik yang memanas.

Serangan Israel terhadap Iran ini menargetkan figur-figur penting. Berikut adalah profil beberapa individu terkemuka yang dikonfirmasi tewas dalam serangkaian operasi tersebut:

Mohammad Bagheri

Mohammad Bagheri dikenal sebagai perwira militer berpangkat tertinggi di Iran, menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran yang membawahi Korps Garda Revolusi (IRGC) dan Angkatan Darat. Ia memulai karier militernya dengan bergabung bersama IRGC pada tahun 1980 saat usianya baru 20 tahun. Bersama saudaranya, Bagheri memiliki peran krusial dalam pembentukan unit intelijen IRGC selama periode Perang Iran-Irak.

Berbeda dengan beberapa komandan lain, Bagheri sering dipandang memiliki sikap yang kurang bergaris keras. Hal ini tercermin dari pidatonya di Persepolis pada bulan April lalu, di mana ia secara terbuka menyerukan perdamaian dan mendesak semua pihak untuk menghindari konflik. Kantor berita resmi Iran, Irna, telah melaporkan penunjukan Abdolrahim Mousavi sebagai penggantinya. Menariknya, Mousavi adalah seorang jenderal yang tidak berasal dari jajaran IRGC.

Hossein Salami

Sebagai Panglima Korps Garda Revolusi (IRGC), Hossein Salami adalah salah satu figur sentral dalam struktur militer Iran. Ia bergabung dengan IRGC pada tahun 1980, di masa Perang Iran-Irak. Perjalanan kariernya menanjak hingga menjadi wakil komandan pada tahun 2009, dan sepuluh tahun kemudian ia resmi menjabat sebagai komandan utama IRGC.

Salami dikenal luas sebagai orator ulung dengan sikap yang sangat garis keras, terutama terhadap Israel. Bulan lalu, ia pernah membuat pernyataan tegas bahwa Teheran akan “membuka gerbang neraka” jika diserang oleh Israel atau Amerika Serikat. Media pemerintah Iran telah mengumumkan Mohammad Pakpour sebagai penggantinya yang baru di pucuk pimpinan IRGC.

Gholamali Rashid

Gholamali Rashid adalah figur penting yang menjabat sebagai Kepala Markas Pusat Khatam-al Anbiya IRGC, sebuah entitas yang bertanggung jawab mengoordinasikan seluruh operasi militer gabungan Iran. Rashid merupakan veteran yang ikut bertempur dalam perang Iran-Irak pada tahun 1980-an. Sebelum menjabat posisi ini, ia pernah memegang jabatan sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran.

Sebagai respons atas kematiannya, media pemerintah Iran melaporkan bahwa Ali Shadmani telah ditunjuk untuk mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Rashid.

Amir Ali Hajizadeh

Amir Ali Hajizadeh merupakan komandan Angkatan Udara IRGC yang memegang kendali atas program rudal Iran yang sangat penting. Menurut laporan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Hajizadeh dan sebagian besar komandan Angkatan Udara IRGC lainnya sedang berkumpul di sebuah pusat komando bawah tanah, diduga tengah merencanakan serangan terhadap Israel. Serangan Israel kemudian menargetkan gedung tersebut, yang berujung pada tewasnya seluruh kelompok itu.

Hajizadeh diketahui telah memimpin serangkaian serangan rudal terhadap Israel, termasuk pada Oktober dan April tahun lalu. Namun, reputasinya di mata publik Iran tercoreng setelah ia mengakui tanggung jawab atas jatuhnya pesawat penumpang Ukraina yang terbang dari Teheran pada tahun 2020, insiden tragis yang menewaskan 176 orang di dalamnya.

Fereydoon Abbasi

Fereydoon Abbasi adalah seorang ilmuwan nuklir terkemuka yang pernah menjabat sebagai Kepala Organisasi Energi Atom Iran antara tahun 2011 hingga 2013. Setelah itu, ia melanjutkan kariernya di dunia politik sebagai anggota parlemen dari tahun 2020 sampai 2024.

Abbasi dikenal luas karena pandangannya yang sangat garis keras terkait aktivitas nuklir Iran. Pada bulan Mei lalu, dalam siaran di saluran televisi Iran, SNN.ir, ia secara terang-terangan membahas potensi pembuatan senjata nuklir. Dalam kesempatan itu, ia bahkan menegaskan kesediaannya untuk membuat senjata nuklir jika ia menerima perintah untuk melaksanakannya.

Sejumlah Ilmuwan Nuklir Lainnya

Media pemerintah Iran juga melaporkan bahwa tidak hanya figur-figur militer, namun sejumlah ilmuwan nuklir lainnya turut tewas dalam serangan Israel tersebut. Kematian mereka semakin menyoroti target serangan yang berkaitan dengan program nuklir Iran. Beberapa nama yang diidentifikasi adalah:

  • Mohammad Mehdi Tehranchi, yang menjabat sebagai Kepala Universitas Azad di Teheran.
  • Abdulhamid Minouchehr, Kepala Teknik Nuklir di Universitas Shahid Beheshti Iran.
  • Ahmad Reza Zolfaghari, seorang Profesor Teknik Nuklir di Universitas Shahid Beheshti.
  • Amirhossein Feqhi, juga seorang Profesor Teknik Nuklir di Universitas Shahid Beheshti.

Ringkasan

Pada Jumat (13/06), Israel melancarkan “Operasi Singa Bangkit” yang menargetkan puluhan titik strategis di Iran, termasuk fasilitas nuklir dan lokasi militer. Serangan ini menewaskan sejumlah petinggi militer senior Iran serta puluhan warga sipil, memicu ketegangan di Timur Tengah. Operasi tersebut secara spesifik mengincar tokoh-tokoh berpengaruh yang terlibat erat dengan program nuklir Iran, menurut laporan kantor berita Tasnim.

Korban tewas termasuk perwira militer berpangkat tertinggi Mohammad Bagheri (Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran) dan Hossein Salami (Panglima Korps Garda Revolusi). Figur penting lainnya adalah Gholamali Rashid (Kepala Markas Pusat Khatam-al Anbiya IRGC) dan Amir Ali Hajizadeh (komandan Angkatan Udara IRGC yang mengendalikan program rudal). Selain itu, ilmuwan nuklir Fereydoon Abbasi, mantan Kepala Organisasi Energi Atom Iran, serta beberapa ilmuwan nuklir terkemuka lainnya juga dikonfirmasi tewas.

Scroll to Top